Kamis, 01 Desember 2011

Materi Pertemuan Ke-8: Dasar-dasar Kurikulum Sejarah Perkembangan Kurikulum

Portugis dan Belanda datang dengan maksud berdagang dan mengembangkan agama. Mereka perlu mengembangkan bidang pendidikan untuk mendapatkan pegawai kelas rendah. Mereka mendirikan sekolah kelas dua unuk anak pribumi dengan masa studi 3 tahun, dan sekolah kelas 1 bagi pegawai pemerintah Hindia Belanda dengan masa studi 4, 5, dan 7 tahun. Bahasa pengantar Melayu dan Belanda.

Pada masa ini Belanda sudah membuka sekolah dasar di Jawa dengan masa studi 5 tahun. Sekolah dipilah menjadi 3 kategori yaitu:
1. ELS (Europese Lager School) untuk Eropa, Tionghoa, dan Indonesia
2. HCS (Holland Chinese School) untuk Tionghoa
3. HIS (Holland Inlandse School) untuk pribumi kelas atas
4. Sekolah desa dan sekolah sambungan untuk pribumi kelas bawah.

Pada masa Jepang semua jenis pendidikan tinggalan Belanda dihapuskan dan diganti dengan Kokumin Gako (selama 6 tahun). Sekolah ini mendidik para siswanya untuk latihan perang, para siswa setiap hari diminta mengumpulkan batu, kerikil, dan pasir untuk kepentingan pertahanan. Mereka juga diminta menanam pohon jarak untuk menghasilkan minyak demi kepentingan perang.

Saat kemerdekaan dibentuk Panitia Penyelidikan Pendidikan oleh Menteri PP dan K. Saat RIS terjadi pembedaan dalam pendidikan dan sejak kemerdekaan pendidikan disatukan kembali hingga tahun 1952. (separated subject kurikulum).

Pada masa ini pendidikan di Indonesia mengalami penyempurnaan. Tujuan pendidikan telah dirumuskan dengan jelas. Dalam 1 tahun terdapat waktu 8 bulan untuk belajar, dan tiap mata pelajaran diuraikan menjadi 8 bagian. Pelajaran lain dituangkan dalam Rencana Pelajaran Terurai sesuai peraturan menteri PP dan K yang disebut Sapta Usaha Tama.
1. Penertiban aparatur
2. Usaha-usaha kementrian PP dan K
3. Menggiatkan kesenian dan olahraga
4. Mengharuskan menabung
5. Mewajibkan usaha-usaha koperasi
6. Mengadakan kelas masyarakat
7. Membentuk regu kerja pada SLA dan PT

Pada saat ini diterbitkan Recana Pendidikan TK dan SD, dengan tujuan membentuk manusia Pancasila (masyarakat adil makmur, material dan spiritual). Sistem pendidikan disebut Panca Wardana meliputi 1) Perkembangan moral, 2) intelegensi, 3) emosional artistik, keprigelan, dan jasmaniah. (termasuk correlated kurikulum)

Pada masa ini diterbitkan kurikulum SD sebagai reaksi Rencana Pendidikan TK dan SD yang berbau politik ORLA. Dasar falsafahnya berlandaskan pada Pancasila, meliputi:
1. Dasar Pendidikan Nasional
2. Tujuan Pendidikan Nasional
3. Isi Pendidikan Nasional

SMP lahir pada tahun 1900 dengan nama GYMNASIUM dengan waktu belajar 3 tahun, siswanya hanya orang-orang barat. Para lulusan disaipkan untuk menjadi pegawai tingkat menengah dan tinggi dan hanya diperuntukkan keturunan Belanda dengan biaya pendidikan sangat mahal. Pelajaran yang diberikan hanya untuk kepentingan pegawai negeri (onderneming)

Terjadi revolusi di berbagai bidang menyebabkan penjajah Belanda membuka sekolah untuk pribumi (bumiputra). Diselenggarakan sekolah OSVIA untuk anak-anak Belanda dan beberapa pribumi golongan ningrat. Para lulusan yang dididik selama 3 tahun memiliki kedudukan setara SMP dan dipersiapkan untuk menjadi pegawai.

Dilatarbelakangi dengan paham humanisme sejak revolusi industri, maka pemerintah Belanda mendirikan sekolah MULO (Meer Uifgebried Onder Wijs) hampir sama dengan HBS (Hogere Burgere School) dengan bahasa pengantar bahasa Melayu. Lama pendidikan 4 tahun, dengan pertimbangan anak-anak pribumi jauh lebih sulit mengikuti pelajaran.

Karena keterbatasan pendidikan yang bersifat skill, pemerintah dituntut mengubah struktur pendidikan MULO dangan bahasa pengantar bahasa Indonesia yang semula Melayu. Ini dilakukann untuk memenuhi tuntutan masyarakat.

Kurikulum yang dibuat diarahkan untuk pertahanan Jepang. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jepang, oahraga dilaksanakan setiap hari dan nyanyian musik Belanda diganti dengan nyanyian Jepang. Semua siswa diminta menanam tanaman berguna seperti jarak, ketela dan sebagainya.
Masa 1945 – 1950, diterbitkan Rencana Usaha Pendidikan dan Pengajaran. Pemerintah mengharuskan:
1. Pengibaran bendera Merah Putih
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Menghapuskan bahasa Jepang
4. Memberikan semangat kebangsaan

Didirikan AMS (Algemene Midelbare School) dengan tujuan:
1. Memberi kesempatan lulusan MULO melanjutkan studi
2. Jembatan meneruskan ke PT
3. Mendidik siswa menjadi pegawai Belanda

Jepang mendirikan SMT (Sekolah Menengah Tinggi) dengan ketentuan:
1. Pemakaian bahasa Belanda dilarang
2. Bahasa resmi dan pengantar Bahasa Indonesia
3. Bahasa jepang menjadi pelajaran wajib
4. Pengajarn adat istiadat Jepang
5. Mementingkan sejarah Jepang
6. Masa 1950 – 1965

Lahir UUD Pendidikan dan Pengajaran No 12 Tahun 1945 Bab III pasal 4 berbunyi:
Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, UUD RI dan Kebudayaan kebangsaan Indonesia.
Masa 1950 – 1965

Lahir UUD Pendidikan dan Pengajaran No 12 Tahun 1945 Bab II pasal 3 berbunyi:
Membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab kesejahteraan masyarakat dan tanah air

Perkembangan kurikulum sekolah meliputi dimensi dasar (landasan falsafah), tujuan pendidikan nasional, orientasi pelajaran, kualifikasi lulusan yang dikehendaki, orientasi dan isi kurikulum, desain kurikulum, pendekatan metodologis, pembimbing dan fasilitas.

Kurikulum ini mengandung tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah


Latihan: (kerjakan pada selembar kertas)

1. Berikan ilustrasi tentang perkembangan pendidikan di Indonesia dari zaman penjajahan Belanda sampai dengan masa kemerdekaan!
2. Apa kelebihan pola pendidikan Belanda dibandingkan program pendidikan penjajah Jepang?
3. Sebutkan ciri-ciri penanda perkembangan kurilukum sejak masa penjajahan Belanda sampai sekarang?
4. Apa perbedaan separated subject kurikulum dan integrated curriculum?
5. Apa yang dimaksud sekolah sambungan untuk pribumi kelas bawah?

Tidak ada komentar: