Penggalan novel berikut
dapat dilihat pada blog: bambangdssmagasolo.blogspot.com
KD 15.2 Membandingkan
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/ terjemahan dengan hikayat
1.
|
Sebutkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
dalam novel!
|
2.
|
Jelaskan perbedaan pokok
permasalahan yang diangkat dalam novel
berikut!
|
3.
|
Ceritakan kembali isi novel
berikut!
|
4.
|
Uraikan permasalahan dalam novel
berikut!
|
5.
|
Simpulkan isi novel berikut!
|
6.
|
Rumuskan permasalahan dalam novel berikut
dan tentukan relevansinya dengan kehidupan masa sekarang!
|
Pulang dari Sekolah
Kira-kira pukul satu siang,
kelihatan dua orang anak muda, bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang,
di muka sekolah Belanda Pasar Ambacang di Padang, seolah-olah mereka hendak
memperlindungkan dirinya dari panas yang memancar dari atas dan timbul dari
tanah, bagaikan uap air yang mendidih. Seorang dari anak muda ini, ialah anak
laki-laki, yang umurnya kira-kira 18 tahun. Pakaiannya baju jas tutup putih dan
celana pendek hitam yang berkancing di ujungnya. Sepatunya sepatu hitam tinggi,
yang disambung ke atas dengan kaus sutera hitam pula dan diikatkan dengan ikatan
kaus getah pada betisnya. Topinya merupakan topi rumput putih yang biasa
dipakai bangsa Belanda. Di tangan kirinya ada beberapa kitab dengan sebuah peta
bumi dan dengan tangan kanannya, dipegangnya sebuah belebas, yang
dipukul-pukulkannya ke betisnya.
Jika dipandang dari jauh,
tentulah akan disangka anak muda ini seorang anak Belanda yang hendak pulang
dari sekolah. Tetapi jika dilihat dari dekat, nyatalah ia bukan bangsa Eropa
karena kulitnya kuning sebagai kulit langsat, rambut, dan matanya hitam sebagai
dawat. Di bawah dahinya yang lebar dan tinggi, nyata kelihatan alis matanya
yang tebal dan hitam pula. Hidungnya mancung dan mulutnya halus. Badannya
sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih
dan tenang, berbayang bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati dan tak
mudah dibantah barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya,
nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib sopannya, menyatakan ia anak
seorang yang berbangsa tinggi.
Teman anak muda ini ialah
seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira 15 tahun. Pakaian gadis ini pun
sebagai pakaian anak Belanda juga. Rambutnya yang hitam dan tebal itu,
dijalinnya dan diikatnya dengan benang sutera dan diberinya pula berpita hitam
di ujungnya. Gaunnya (baju nona-nona) terbuat dari kain batis yang berkembang
merah jambu. Sepatu dan kausnya, cokelat warnanya. Dengan tangan kirinya,
dipegangnya sebuah batu tulis dan sebuah kotak yang berisi anak batu, pensil,
pena, dan lain-lain sebagainya; dan di tangan kanannya adalah sebuah payung
sutera kuning muda yang berbunga dan berpinggir hijau.
(Sumber: Sitti Nurbaya, karya Marah Rusli, hlm.
9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar