Jumat, 01 Oktober 2010

Hubungan Antarkomponen Kurikulum

Kurikulum sebagai Sistem
1.Sistem : sekelompok/ seperangkat objek/bagian/komponen yang interdependen dan berhubungan satu sama lain, yang dapat menyelesaikan seperangkat objektif (tujuan) yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dengan pengertian lain serangkaian komponen yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
2.Pendekatan : cara mengenal suatu objek
3.Pendekatan sistem : cara pengenalan suatu objek dengan mengelompokkannya menjadi saling berhubungan dalam upaya mencapai tujuan.
Kurikulum sebagai Sistem
1.National school Laws regulations
2.Compulsory schooling
3.Structure of diversification
4.Lines, stream grades, relation between primary and secondary, etc.
5.Guidance special education
6.Subject, major content
7.Specifik content course, individualization
8.Methodes of teaching and learning
9.Text books, learning aids, school equipment
10.Testing and evaluation
11.Co-coperation : school, industry – business
12.Co-operation : school – home
13.Co-operation : student-teacher
Kurikulum sebagai Sistem
1.Komponen tujuan (1-4)
2.Komponen BP (5)
3.Komponen bahan (6-7)
4.Komponen metode/ KBM (8)
5.Komponen sarana (9)
6.Komponen evaluasi (10)
7.Komponen administrasi (11-13)
8.Objectiver
9.Knowledges
10.School learning experiences
11.Evaluation
Kurikulum sebagai Sistem
Pengertian Kurikulum
1. Sempit
Kurikulum sebagai mata pelajaran atau bahan ajar
2. Luas
Semua yang diperoleh siswa karena pengarahan-bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
Tujuan
1.Tujuan Pendidikan Nasional
2.Tujuan Institusional
3.Tujuan Kurikuler
4.Tujuan Instruksional
a. Umum
b. Khusus
Tujuan Khusus
1.Dengan memahami tujuan khusus, siswa dapat belajar sendiri
2.Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3.Memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar
4.Memudahkan guru mengadakan penilaian, menentukan bentuk tes, merumuskan butir tes, dan kriteria pencapaiannya.

Spesifikasi Tujuan Khusus
1.Menggambarkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa
2.Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan
3.Menggambarkan apakah kondisi atau lingkungan menampung tingkah laku siswa
Bahan Ajar
1.Tujuan khusus
2.Sequens bahan ajar
3.Strategi mengajar
4.Media dan sumber belajar
5.Evaluasi hasil mengajar
Sekuens Bahan Ajar
1.Sekuens kronologis
2.Sekuens kausal
3.Sekuens struktural
4.Sekuens logis dan psikologis
5.Sekuens spiral
6.Rangkaian ke belakang (backward chaining)
7.Sekuens berdasarkan hierarki belajar
Sekuens Bahan Ajar
1.Sekuens kronologis : Untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan waktu seperti sejarah, historis sebuah lembaga atau institusi, penemuan ilmiah dan lain-lain.
2.Sekuens kausal : untuk menyusun bahan ajar yang berhubungan dengan unsur sebab akibat (meteorologi dan geomorfologi)
3.Sekuens struktural : secara berurutan perlu mengajarkan tentang cahaya, sebelum kepada alat-alat optik
Sekuens Bahan Ajar
4.Sekuens logis dan psikologis: dari bagian menuju keseluruhan, dari sederhana ke kompleks, dan seterusnya
5.Sekuens spiral: topik tertentu yang diperluas
6.Rangkaian ke belakang (backward chaining): dari belakang kembali ke depan
7.Sekuens berdasarkan hierarki belajar: tujuan-tujuan diberikan kepada siswa, lalu dicari urutan yang hierarkis (saling berhubungan)
Strategi Mengajar
Penentuan strategi mengajar seiring dengan penentuan bahan ajar, artinya ketika bahan ajar (sekuens tertentu) dipilih, maka ditentukan pula strategi yang sesuai untuk menyajikannya. Strategi mengajar dibedakan atas:
1.reception/ exposition learning – discovery learning
2.rote learning – meaningful learning
3.group learning – individual learning
reception/ exposition learning – discovery learning
Intinya siswa menerima dan guru memberikan, tetapi dalam bentuk informasi akhir (jadi) atau belum jadi. Siswa diminta untuk mencari, melengkapi, membandingkan, menganalisis, menyelesaikan, meyimpulkan (melakukan discovery)
rote learning – meaningful learning
Rote learning merupakan penyajian materi tanpa memperhatikan maknanya kepada siswa, sedangkan meaningful learning lebih menekankan makna materi yang diajarkan kepada siswa. Selanjutnya dapat dikombinasikan antara meaningful-reception learning, rote-reception learning, meaningful-discovery learning, dan rote-discovery learning.
ngroup learning – individual learning
Group-invidual learning dimaksudkan untuk menjawab permasalahan keaktifan siswa dalam discovery learning. Mereka yang aktif akan lebih termotivasi, sedangkan siswa yang kurang aktif akan kehilangan kemauan belajar. Dengan variasi kelompok dan individual akan tercipta kegiatan belajar yang lebih aktif dan efektif.
Media Mengajar
Semua alat yang dapat merangsang siswa belajar lebih giat dikategorikan sebagai media mengajar, dikelompokkan atas:
1.Interaksi insani (ceramah → diskusi, permainan, simulasi, sosiodrama, dan lain-lain)
2.Realita (orang, binatang, benda, atau peristiwa sebagai objek)
3.Pictorial (berbagai variasi bentuk gambar)
4.Simbol tertulis (buku, majalah, modul, koran, dan lain-lain)
5.Rekaman suara (kaset, cd, dan lain-lain yang dapat divariasikan dengan media lain)
Evaluasi Pengajaran
1.Evaluasi hasil belajar mengajar : formatif untuk memperbaiki proses, sumatif untuk mengukur ketercapaian selama satu semester
2.Evaluasi pelaksanaan belajar mengajar : merupakan observasi, monitoring oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti kepala sekolah, pengawas, kanwil pusat dan sebagainya.
Penyempurnaan Pengajaran
Penyempurnaan dalam pengajaran meliputi, perumusan tujuan, materi, strategi, media pengajaran, evaluasi, dan seterusnya, yang bersifat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar dan kualitas siswa lulusan dilihat dari hasil belajar ( output), maupun tingkat persaingan dalam dunia kerja (outcome).
Referensi (Sumber bahan ajar)

2 komentar:

Khilyatin Ulin Noor mengatakan...

ini materi ke 4 ya pak?

Member PT. K-Link mengatakan...

ma2f pak dwi sasongko... ini materi buat besok jum'at ia??? Materinya sangat menarik untuk di bahas nih.....