Kamis, 20 Oktober 2011

DDK Materi III

Kurikulum sebagai Sistem
1. Sistem :
sekelompok/ seperangkat objek/ bagian/ komponen yang interdependen dan berhubungan satu sama lain, yang dapat menyelesaikan seperangkat objektif (tujuan) yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dengan pengertian lain serangkaian komponen yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
2. Pendekatan :
cara mengenal suatu objek
3. Pendekatan sistem :
cara pengenalan suatu objek dengan mengelompokkannya menjadi saling berhubungan dalam upaya mencapai tujuan.
Kurikulum sebagai Sistem
National school Laws regulations
Compulsory schooling
Structure of diversification
Lines, stream grades, relation between primary and secondary, etc.
Guidance special education
Subject, major content
Specifik content course, individualization
Methodes of teaching and learning
Text books, learning aids, school equipment
Testing and evaluation
Co-coperation : school, industry – business
Co-operation : school – home
Co-operation : student-teacher

Kurikulum sebagai Sistem
Komponen tujuan (1-4)
Komponen BP (5)
Komponen bahan (6-7)
Komponen metode/ KBM (8)
Komponen sarana (9)
Komponen evaluasi (10)
Komponen administrasi (11-13)
Objectives
Knowledges
School learning experiences
Evaluation
Kurikulum sebagai Sistem
Pengertian Kurikulum
1. Sempit
Kurikulum sebagai mata pelajaran atau bahan ajar
2. Luas
Semua yang diperoleh siswa karena pengarahan-bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
Tujuan Khusus
Dengan memahami tujuan khusus, siswa dapat belajar sendiri
Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
Memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar
Memudahkan guru mengadakan penilaian, menentukan bentuk tes, merumuskan butir tes, dan kriteria pencapaiannya.

Spesifikasi Tujuan Khusus
Menggambarkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa
Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan
Menggambarkan apakah kondisi atau lingkungan menampung tingkah laku siswa
Bahan Ajar
Tujuan khusus
Sequens bahan ajar
Strategi mengajar
Media dan sumber belajar
Evaluasi hasil mengajar


Sekuens Bahan Ajar
Sekuens kronologis
Sekuens kausal
Sekuens struktural
Sekuens logis dan psikologis
Sekuens spiral
Rangkaian ke belakang (backward chaining)
Sekuens berdasarkan hierarki belajar

Sekuens Bahan Ajar
1. Sekuens kronologis :
Untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan waktu seperti sejarah, historis sebuah lembaga atau institusi, penemuan ilmiah dan lain-lain.
2. Sekuens kausal :
untuk menyusun bahan ajar yang berhubungan dengan unsur sebab akibat (meteorologi dan geomorfologi)
3. Sekuens struktural :
secara berurutan perlu mengajarkan tentang cahaya, sebelum kepada alat-alat optik

Sekuens Bahan Ajar
Sekuens logis dan psikologis: dari bagian menuju keseluruhan, dari sederhana ke kompleks, dan seterusnya
Sekuens spiral: topik tertentu yang diperluas
Rangkaian ke belakang (backward chaining): dari belakang kembali ke depan
Sekuens berdasarkan hierarki belajar: tujuan-tujuan diberikan kepada siswa, lalu dicari urutan yang hierarkis (saling berhubungan)

Strategi Mengajar
Penentuan strategi mengajar seiring dengan penentuan bahan ajar, artinya ketika bahan ajar (sekuens tertentu) dipilih, maka ditentukan pula strategi yang sesuai untuk menyajikannya. Strategi mengajar dibedakan atas:
reception/ exposition learning – discovery learning
rote learning – meaningful learning
group learning – individual learning
reception/ exposition learning – discovery learning
Intinya siswa menerima dan guru memberikan, tetapi dalam bentuk informasi akhir (jadi) atau belum jadi. Siswa diminta untuk mencari, melengkapi, membandingkan, menganalisis, menyelesaikan, meyimpulkan (melakukan discovery)
rote learning – meaningful learning
Rote learning merupakan penyajian materi tanpa memperhatikan maknanya kepada siswa, sedangkan meaningful learning lebih menekankan makna materi yang diajarkan kepada siswa. Selanjutnya dapat dikombinasikan antara meaningful-reception learning, rote-reception learning, meaningful-discovery learning, dan rote-discovery learning.
group learning – individual learning
Dimaksudkan untuk menjawab permasalahan keaktifan siswa dalam discovery learning. Mereka yang aktif akan lebih termotivasi, sedangkan siswa yang kurang aktif akan kehilangan kemauan belajar. Dengan variasi kelompok dan individual akan tercipta kegiatan belajar yang lebih aktif dan efektif.
Media Mengajar
Semua alat yang dapat merangsang siswa belajar lebih giat dikategorikan sebagai media mengajar, dikelompokkan atas:
Interaksi insani (ceramah → diskusi, permainan, simulasi, sosiodrama, dan lain-lain)
Realita (orang, binatang, benda, atau peristiwa sebagai objek)
Pictorial (berbagai variasi bentuk gambar)
Simbol tertulis (buku, majalah, modul, koran, dan lain-lain)
Rekaman suara (kaset, cd, dan lain-lain yang dapat divariasikan dengan media lain)
Evaluasi Pengajaran
1. Evaluasi hasil belajar mengajar :
formatif untuk memperbaiki proses, sumatif untuk mengukur ketercapaian selama satu semester
2. Evaluasi pelaksanaan belajar mengajar : merupakan observasi, monitoring oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti kepala sekolah, pengawas, kanwil pusat dan sebagainya.
Penyempurnaan Pengajaran
Penyempurnaan dalam pengajaran meliputi, perumusan tujuan, materi, strategi, media pengajaran, evaluasi, dan seterusnya, yang bersifat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar dan kualitas siswa lulusan dilihat dari hasil belajar ( output), maupun tingkat persaingan dalam dunia kerja (outcome).
Referensi (Sumber bahan ajar)

Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik : Prof. DR. Nana Syaodih Sukmadinata
Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan : Drs. Hendyat Sutopo dan Drs, Wasty Soemanto
Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) : Dr. Wina Sanjaya, M.Pd.
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum : Prof. Dr. H. Oemar Hamalik
Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik : Dr. Abdullah Idi, M.Ed.

Tidak ada komentar: