Rabu, 29 Februari 2012

Membuat Puisi tentang Alam Sekitar

Anak-anak kelas X SBI yang saya banggakan, buatlah puisi tentang lingkungan alam menurut sudut pandang, pikiran, dan perasaan Anda. Ekspresikan lewat kata-kata yang indah dan bisa mengedukasi pembaca, lewat komentar pada blog ini. Bacalah puisi ini sebagai inspirasi. Selamat berkarya, sukses untuk Anda!

Cintaku Negeriku

Berbicara tentang Indonesia
Bukan lagi tentang adiluhungnya budaya
Lebih pada caci-maki dan olok-olok tak bertata-krama
Penyakit apa ini, yang tak tersembuhkan oleh dokter dan ahli jiwa

Berbicara tentang para pemimpin negeri ini
Tidak lagi tentang keteladanan dan kewibawaan diri
Lebih pada isu-isu dan intrik-intrik yang menyakitkan hati
Petaka apa ini, yang menghancurkan generasi demi generasi

Berbicara tentang media di negeriku
Bukan lagi tari dan canda anak-anak lucu
Lebih pada kepalsuan watak dan sajian tak layak ditiru
Virus apa ini, yang tak terberantas ajaran, petuah, dan nasihat guru

Berharap pada fatwa rohaniwan dan rohaniwati
Hindari umpatan dan cemoohan, ungkapkan suara nurani
Ciptakan sabar tawakal, jauhi segala watak menerabas dan emosi
Akankah cintaku negeriku berkumandang kembali di bumi pertiwi ini

solo, 1 maret 2012

25 komentar:

miladuz zakiyah mengatakan...

Indonesiaku negri seribu suku
Terbentang luas dari sabang sampai merauke
Berjuta jiwa, rasa, dan harapan
Bersatu padu dalam nada masa depan

Indonesiaku negri seribu bahasa
Untaian kata yang khas
Semua daerah, semua punya
Dari pesisir pantai hingga pegunungan

Indonesiaku negri seribu kasta
Terasa, namun tak tampak
Banyak rakyat jelata
Sakit namun tak terjaga

Indonesiaku negri berprestasi! Go Internasional!
Juara ini juara itu
Namun banyak penerus bangsa
Tak dapat merasakan empuknya bangku pendidikan

MILADUZ ZAKIYAH X.SBI.1/25

rinadwisetyaningrum,spuluhsatu mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
rinadwisetyaningrum,spuluhsatu mengatakan...

Mengomentari puisi “Cintaku Negeriku”
Oleh Rina Dwi Setianingrum (X-1/28)

Indonesia.....
Dahulu kau begitu kaya akan Sumber Daya Alam
Dahulu kau kaya akan Sumber Daya Manusia
Dahulu kau begitu gagah

Untuk mencapai cita-cita bangsapun kau begitu gigih untuk memperjuangkannya
Pemimpin bangsa yang begitu berwibawa
Negara yang tentram, damai, dan aman begitu terasa di Negeri Indonesia ini

Namun, kini kau berubah
Kau tidak lagi seperti dahulu...
Kini negerimu menciptakan generasi penerus yang tak berwibawa, tak bertanggung jawab
Sumber Daya Alampun kini sudah mulai punah karena ulah manusia sendiri..
Inilah keadaan Negeriku...

Pemimpin Negara yang tidak bertanggung jawab
Banyaknya korupsi yang merajalela
Kemiskinan yang semakin banyak
Serta kriminalitas yang sedang marak
Seakan Indonesia sudah menjadi negara yang mati...

Akankah Indonesia akan tetap seperti ini?
Menjadi negara yang sudah dianggap mati?
Kita sebagai generasi muda sebaiknya meneruskan perjuangan bangsa
Bukan malah menghancurkan bangsa.....

Anonim mengatakan...

DIMENSI ALAM INDONESIA
Kicau nyanyian burung mengigau
Ngauman hewan yang mendera
Meriau indah dalam dengarku
Tenang damai dan memukau

Nyiur permai nan hijau
Mengalir merambat tanah pertiwi
Sesantapan alami
Lembut dan menyegarkan netra hati

Birunya air pelepas
Indahnya alam terpantul
Meriuk suara air
Meriah dan indah

Hasil Bahari melimpah
Indahnya laut mendamba
Menggugah mata manca

Rindangnya sangkar pertiwi
Paru-paru insan dunia
Terjaga dan amboi
Satwa Flora dan harkat
Menambah kagum setiap pandang

Budaya nan kaya
Hebat dan mengagumkan
Melukiskan corak masa ‘doeloe’
Rakyat makmur dan damai
Pemimpin wibawa dan bijaksana
Kesatuan sempurna dalam mata
Indonesia
Duh…Andai…
Persembahanku,
Era Nuansa
13
X - 1

Intan Mentari Putri Gesyari mengatakan...

Puisi Bertema "Kejanggalan"

Koruptor

Senyum bangga yang terpancar
Dari bibir para wakil rakyat
Tak bisakah mereka melihat
Kesengsaraan rakyat jelata?
Tak bisakah mereka mendengar
Deru tangis di pelosok sana?
Tak bisakah mereka rasakan
Luka hati rakyat yang tersayat?

Tidak
Mereka tidak bisa melihat
Mereka tidak bisa mendengar
Mereka tidak bisa merasakan

Duduk di kursi mahal yang nyaman
Sampai kantuk pun menyelubungi
Berbelanja disana-sini
Berbagai barang tak berharga mereka beli
Dengan apa? Dengan apa?
Uang rakyat jawabnya
Sementara para rakyat kecil
Mengais sampah demi sesuap nasi

Apa guna wakil rakyat?
Benarkah untuk menampung aspirasi rakyat?
Benar, mereka menampungnya
Tak ketinggalan uang rakyat pun mereka tampung

Adakah kini orang jujur
Untuk negara yang kian hancur?


Intan Mentari Putri Gesyari
X-2 / 16

Anonim mengatakan...

BELANG

Kalau kau tanya,
Apa istimewanya Indonesia ?
Tentu kau akan menganga
Seolah tak menyangka

Banyak hal yang tak kau ketahui
Mulai dari alam yang asri,
Sampai pada kasus korupsi
Semua tak hanya opini, tapi bukti

Sekali kau injakkan kakimu,
Beragam makna kan kau genggam
Tentang luhur dan gersangnya negeriku
Juga tentang pukauan bentang alam

Indonesia,
Negara dengan sejuta cerita
Bagaikan dua sisi telapak tangan
Memberi warna di setiap kehidupan

Tak perlu kau ragu untuk tahu
Sisi indah dan ‘bubrah’
Banyak tahu, kaya ilmu
Banyak korupsi, malu ah..

ASTARINA INDAH APSARI ( 05 / X-1)

salwa kuncoro mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
salwa kuncoro mengatakan...

Melangkah,berjalan,berlari,melesat

Dalam genggaman rasa percaya terhadap waktu

Tergerak dalam ikatan senyawa merah putih

Bersatu dalam kekuatan tanah air

Bangsa Indonesia,
Bangsa kami,jiwa kami,raga kami

Tanah Air kami, kaya,luas,terbentang menjajaki bumi

Limpahan karunia Tuhan , ada pada tanah kami,
Tapi tak sedikitpun kami mencicipi !
Dimana kesejahteraan kami?
Kemana kemakmuran kami?

Jeritan anak tak berdosa ,
meronta dalam perut yang lapar,
Isak tangis balita yang rumahnya hampir roboh


Lantas,adakah yang mendengar ?
Semua seolah tuli,
Mereka hanya bisa tertawa dalam kenikmatan masing masing
Semua seolah buta,
Tak dapat memandang kesengsaraan mereka

Tak sedikitpun peduli pada nasib mereka !

Akankah semua berakhir?


Salwa Alifa B
X-2 /25

Anonim mengatakan...

semangat nulisnya pak,
lanjutkan!
:)

Arifka Pahan Subeki mengatakan...

MERUBAH INDONESIA

Rasa kepedihan batin ini mulai muncul
Ketika aku melihat banyak perubahan di negeriku tercinta
Semua tak seindah dulu
Semua tak sesuai harapan

Kenakalan remaja mulai merajalela
Korupsi yang kian membabi buta
Ekonomi Negara, yang mulai membengkak
Kemiskinan yang telah memarak
Pemerintahan yang kacau balau

Akankah semua ini dibiarkan begitu saja ?
Akankah semua ini membaik dengan sendirinya ?
Adakah orang yang masih peduli dengan keadaan yang seperti ini?
Apakah pelaku dari semua ini sadar akan perbuatan yang telah ia lakukan?

Mulai dari sekarang, kita harus bergegas
Bergegas untuk merubah semua ini
Bangkitlah,. Bangkitlah !!
Tunjukkan pada dunia, bahwa kita BISA !!
INDONESIA BISA!!!


ARIFKA PAHAN SUBEKI
X-1/04

Agustinaa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Agustinaa mengatakan...

Indonesia
Tak sekedar berlimpah budaya
Juga alam bak surga
Sang Merah Putih
Berkibar damai diatas sana
Kegagahan Garuda
Simbol kekuatan Negara

Namun apa ?
Apa yang terjadi dengan negeri ini ?
Keindahan alam mu telah ternoda
Oleh tinta-tinta tak bertanggungjawab
Kebudayaan mu seakan punah
Bak diterpa badai Tsumani

Akankan semua ini mengalir ?
Mau dibawa kemana Indonesia mendatang ?

Wahai anak bangsa
Teruskanlah cita-cita pahlawan kita
Buatlah Indonesia
Jadi nirwana bagi penduduknya
Agar damai sejahtera
Dan istimewa di mata dunia


Dwi Agustina Fajarwati
X-1/11

upikpalupi mengatakan...

Terlalu banyak karunia yang diberikan-Nya
Tapi banyak juga air mata yang mengalir dari mata mereka
Mereka merasa berjalan dengan jerih payah mereka
Tak ada belas kasih untuk mereka

Rakyat berjuang sendiri
Mengucurkan keringat perjuangan
Mempertahankan hidup mati mereka
Di daerah milik mereka sendiri
Tak ada dukungan dan dorongan

Para petinggi berdasi berpendidikan
Bergelar tinggi
Mencoba mencederai
Kesucian dan keagungan negeri milik kita

Lelah batin mereka
Menanti kesejahteraan umat bangsa
Letih fisik mereka
Siang malam banting tulang demi sesuap nasi

Hingga muncul kejengkelan mereka
Terhadap ulah para petinggi
Yang tak pada tempatnya
Untuk apa memikirkan para pembesar
Jika mereka hanya memikirkan urusannya

Palupi Dyah R.
X-2 / 24

dephiie in the heaven mengatakan...

Jerit Pilu Alam Raya

Hei kalian…lihatlah!
Tanah yang hilang, akibat termakan zaman
Atau akibat kikisan kejih kalian?

Dalam diam aku mulai pahami
Alam nusantara meronta, menahan keserakahan birahimu
Kekalutan yang meraja terus meraja
Mencekam hati budak-budak Ilahi

Bumiku rusak tiada dipinta
Murka menelan beribu nyawa
Ia bak berbilang namun tak berkata
Akankah kembali alam surga dunia ini?

Isak tangis rentaan penghuni alam memekik
Membahana
Menderu angin bersambut hadirnya derita
Rusaknya bumi tempat berpijak, tempat bergantung

Adakah kau mendengar
Jeritan nyawa melayang terkikis harapan
Air, angin, tanah menangis
Tak kuasa melawan kepedihan yang kau tarikan diatas kepuasanmu

Kau tuli, buta, bisu
Tataplah cermin diri kalian
Di raibnya sudut hijau
Ketakutan dimangsa perkotaan

Aku manusia,
Apa kalian juga ?
Kalian biarkan mereka menangis
Kebingungan mencari air
Di tumpukkan pasir
FLORENCIA DEVINTA B.S X-1/15

Galuh Ayu 234 mengatakan...

Topeng Kemegahan

Bangunan-bangunan raksasa
Gemerlap dunia
Jua budaya kesombongan
Yang kian merambah
Tak berdaya mengusir
Jerit tangis kesengsaraan
Yang terselip
Disela kemegahan dunia
Dimana anak-anak tergeletak
Dengan menahan lapar
Di bawah kolong jembatan
Jua para jompo
Menahan dingin malam
Di pinggiran gedung nan megah
Bak pertanda
Kemegahan itu
Hanyalah sebuah topeng belaka



Galuh Ayu Sekar Pramesthi
X-1/18

sweety-cookie mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
sweety-cookie mengatakan...

Kepercayaan

Merah, biru, hitam, putih, kuning
Indah
Aku, kamu, dia, dan mereka
Damai

Namun
Semua hilang
Semua pudar

Hanya karena keegoisan
Keegoisan menganggap diri paling benar

Ketahuilah
Aku, kamu, dia dan mereka
Kita punya cara kita sendiri untuk mencapai surga bersama


Chyntia Dyahayu Wisnu Murti
X2-8

Aku Suka Sayur mengatakan...

Tanah tak Bertuan

Sekawanan serpihan pulau terkumpul di persimpangan planet bermakhluk
Dua musim yang berbeda menghiasi kumpulan pulau itu
Rumput, bukit, sungai berbaris menunggu pemiliknya
Mengenalkan diri sebagai mata permadani bumi

Emas yang menjadi hiasan hawa
Uranium yang masih tertidur
Menunggu majikan yang akan memeliharanya
Tak ada yang mengetahui keberadaan mereka

Ilmu yang menjadi peta
Penjajah dengan kelembutannya
Lintah dan tikus bekerja sama
Inikah majikan mereka ?

Diantara mereka masih ada penjaga
Para burung garuda yang masih polos
Terlalu polos untuk menjaga alam mereka
Masih mengais permadani untuk kenyang di akhir matahari

Indonesia, ingatlah bahwa kita punya tanggungan
Di bawah kaki kita
Takdir yang harus kita jaga demi anak cucu kita
Pulau zamrud yang tersisa jangan lepas lagi

Arief Hutomo X2/4

wisnu satrio mengatakan...

Bencana

Badai..Banjir..Longsor..
Serangkaian bencana yang datang tiba-tiba
Layaknya pencuri di malam hari yang merenggut segala yang menghalanginya
Tak kenal ampun menyapu Bumi Nusantara

Badai..Banjir..Longsor..
Meluluh lantahkan hasil jerih payah petani
Menghapus kuning keemasan di Bumi Pertiwi
Peluh yang menetes jadi tak berguna

Badai..Banjir..Longsor..
Merenggut jiwa-jiwa muda harapan bangsa
Ratap tangis seorang ibu akan anaknya
Mereka mati sia-sia

TUHAN...
Apakah yang hendak kau katakan pada kami?

E. Wisnu Satrio W
X2/12

Billy Radian mengatakan...

KEEGOISAN PENGUASA

Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kini hancur sudah akibat sikapmu yang tak berperikemanusiaan
Betapa kecewanya para kusuma bangsa
Melihatmu tak pedulikan nasib rakyat yang penuh penderitaan

Tujuan utamamu untuk membuat Negara ini lebih bagus
Tugasmu utamamu untuk membela Negara
Bukan malah membuat Negara ini hangus
Dan bukan juga untuk menciptakan gara-gara

Kini tengoklah ke bawah
Sikap bangga akan kehidupanmu yang penuh warna
Sementara rakyatmu sendiri bingung tak tahu arah
Dan juga selalu kesakitan berada dalam kehidupan yang fana


Janganlah bersandiwara lagi
Lakukanlah tugas dan amanatmu
Buktikan janjimu hari ini bukan esok hari
Untuk membangun Negara Indonesia yang lebih maju

Billy Radian mengatakan...

(YANG DI ATAS)
BILLY RADIAN
X-1 /7

Anonim mengatakan...

Kawan Lama OLEH Muhammad Ryandaru X-1/26

Dahulu terbentang gunung menjulang
Penuh wibawa berdiri mencakar angkasa
Hijau nan permai ditaburi permata hijau
Sekarang penuh luka dan lara di sisinya

Lautan luas bagaikan bentangan sutra biru
Penuh hidup, penuh jiwa, penuh daya
Pembatas langit dan bumi pertiwiku
Tapi sekarang keruh penuh noda dan dosa

Kecil kecil diami tanahku
Memikul beban bersama demi hidup
Tinggal dan menetap seribu tahun
Bumi, laut, dan gunung mereke tempati

Indonesiaku....
Bagaimana kabarmu ?
Apa gunung mu masih menjulang tinggi ?
Apakah lautan mu seluas angkasa ?
Apakah semut kecil masih ada ?
Apakah kau masih bumiku yang pertiwi ?

jadid mengatakan...

Jaga Alam

Kata Orang
Negeri ini bertanah surga
Kata Orang
Banyak tumbuhan di sana-sini
Hijau,subur,makmur
Begitu indah anggun nan mempesona

Tapi itu dulu,jaman dulu kala
Karena telah dirusak oleh manusia rakus
Penebangan liar,pembakaran hutan
Dan masih banyak lagi
yang membuat bumi ini marah
Coklat, tandus
Begitu miris dan kelam.

Bukalah mata dan hatimu kawan
Tengoklah di sekitar kita
Alam butuh bantuan kita
Sebelum alam merenggut nyawa kita
Jagalah alam ini kawan
Demi kelestarian hidup kita


Muhammad Irfan Al Mujaddidi
X.2 / 20

Muslimhead mengatakan...

"Genosida"

langkah kasar para pembantai
jerit tangis korban terbantai
Genosida!
Genosida!

bunuh terus kata pemimpinmu
bantai terus tangan setan di bahumu
ketika malaikat kemanusiaan tertutup awan hitam amarah
yang terlihat hanyalah para binatang yang tengah marah

kau bilang kami penghianat bangsa
kau bilang kami menentang sistem
nyatanya kalian saja yang asal murka
membunuh, menyiksa, mengatasnamakan bangsa dan sistem

mungkin suatu hari kalian akan mengerti
tak ada gunanya membantai kaum tak berdosa
mungkin suatu hari kalian tak berdaya
ketika mata hati perlahan lenyap, hilang, membusuk dan mati

Bardhian Cahyo Aji Gumilang
X2
O6

franciskus brilian adhi kartika mengatakan...

PENGEMIS KECIL YANG CERIA
( Franciskus Brilian A.K.)




Si kecil yang selalu ceria
Mengais uang di jalan tanpa tau tujuan
Disekitar tempat....
Para nigrat.....
Dan kolongmerat.....
Bukan bersama mereka di gedung bertingkat
Tetapi dibawah jembatan yang lakhnat

Dia datang kepada mereka yang sarat
Sarat dengan barang- barang mewah
Walau mereka tak ramah
Dengan hati yang tak pernah murah
Walau hanya untukmemberi sekeping....
Sekeping masa depan yang cerah...

Takhanya meminta.....
Hai si kecil yang selalu ceria
Sampah pun!....... kau timba
Siang malam tiada beda
Kau tetap pasang wajah ceria
Walau belum 5 tahun kau hidup didunia
Kau harus hidup sengsara bagai orang hina...

Wahai Negara........
Akankah kau biarkan mereka?
Biarkan mereka hidup sengsara bagai di neraka......



Franciskus Bilian A. K./16/ X-1